Bukan Stres Pekerjaan Saja Akibatkan Penyakit Jantung, tapi Udara Kantor yang Kotor juga!
Written by: novajoanita
Sebanyak 75 persen orang Indonesia mengaku menderita stres. Angka ini diperoleh dari riset Cigna 360 yang menemukan bahwa salah satu faktor penyumbang angka stres yang begitu besar di Indonesia adalah faktor pekerjaan. Selain beban pekerjaan yang banyak, hubungan buruk dengan atasan dan teman kerja di kantor juga menjadi pemicu munculnya stres selama bekerja.
Kondisi di atas tentu sangat berisiko, mengingat stress yang berkelanjutan bisa berdampak buruk pada tubuh. Sudah menjadi rahasia umum jika stress dapat secara tidak langsung mengakibatkan penyakit jantung. Hal ini tidak lepas dari kecenderungan pengidap stres untuk menjalani pola hidup yang tidak sehat seperti tidur tidak cukup, makan berlebihan bahkan kearah yang ekstrim seperti merokok dan minum minuman keras.
Namun, tahukah Anda jika ada faktor lain dalam kehidupan perkantoran yang bisa berdampak negatif terhadap kesehatan jantung? Tak banyak yang menyadari jika udara kantor yang kotor bisa menjadi salah satu pemicu penyakit jantung. Oleh karena itu, simak informasi selengkapnya di bawah ini:
Sumber Udara Kotor di Kantor
Udara yang Anda hirup sehari-hari di dalam ruangan kantor memiliki risiko 2-5 kali lebih tercemar dibandingkan udara luar. Hal ini disebabkan oleh beberapa polutan dalam ruangan yang sering dianggap remeh seperti debu yang beterbangan akibat aktivitas mondar-mandir warga kantor, filter pendingin udara yang kotor, cat tembok yang berbau dan serbuk-serbuk kayu dari furnitur.
Selain itu, ada juga sumber udara kotor lain yang muncul akibat kebiasaan atau faktor cuaca. Misalnya kebiasaan merokok teman kantor Anda, hal tersebut memang dilakukan di luar ruangan kantor namun ketika mereka kembali, sisa asap rokok yang menempel pada tubuh mereka akan meninggalkan bau yang mengganggu bagi pernafasan Anda. Cuaca juga berkontribusi terhadap pencemaran udara di dalam ruangan, sebutkan musim hujan yang mengakibatkan teman kantor Anda pilek dan bersin-bersin.
Dampak Udara Kotor terhadap Jantung
Partikel udara kotor kerap dipahami sebagai sumber penyakit pernafasan, seperti asma. Tak banyak yang tahu jika partikel udara kotor yang tersebar di ruangan juga bisa mengakibatkan risiko penyakit jantung. Hal ini dikarenakan partikel udara kotor dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni jenis PM 2.5 (partikel udara kotor yang berukuran 2.5 M) dan PM 10 (partikel udara kotor yang berukuran 10 mikron).
PM 2.5 sangat berbahaya karena tidak hanya menempel pada paru-paru Anda seperti pada Gambar 1, tetapi ukurannya yang kecil juga bisa menembus paru-paru dan masuk ke dalam peredaran darah. Terlalu banyak kandungan PM 2.5 ini menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh nadi sehingga upaya yang dikeluarkan oleh jantung untuk memompa darah menjadi lebih banyak dan mengakibatkan terjadinya serangan jantung.
Gambar 1. Jenis Partikel Udara Kotor dan Bahayanya untuk Organ Tubuh
Solusi Pencegahan di Area Kantor
Kini Anda sudah tahu jika udara dalam ruangan kantor sama berbahayanya dengan atau bahkan lebih berbahaya dibandingkan udara di luar. Oleh karena itu, upayakan udara di area pribadi Anda selama di dalam ruangan kantor tetap bersih dengan bantuan air purifier CLAIR R2.
Memiliki filter udara yang berteknologi E2F, CLAIR R2 berkemampuan untuk menyaring partikel udara kotor yang berukuran hingga 0.1 mikron. Jangkauan areanya pun cukup luas, yakni 10 m2 dengan konsumsi listrik maksimal 2.4 watt saja. Bentuknya yang praktis dan hemat tempat membuat CLAIR R2 bisa diletakkan dimana saja seperti di atas meja kerja (Gambar 2). Untuk perawatannya pun mudah, Anda cukup membersihkan filter E2F secara berkala dan tidak perlu diganti sampai kurun waktu 12-18 bulan.
Gambar 2.Clair R2 di atas Meja Kerja
Jadi, segera kurangi risiko penyakit jantung akibat udara dalam ruangan kantor yang kotor dengan bantuan CLAIR R2. Dapatkan produk ini hanya di toko ACE terdekat atau secara online di Ruparupa. Nikmati juga promo diskon 10% khusus bagi member ACE Rewards yang berlaku hanya sampai 28 Agustus 2018.